Sabtu, 29 Maret 2014

Proposal metode penelitian



MANAGEMEN LABA NYATA SEBAGAI PEMEDIASI HUBUNGAN UKURAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DENGAN KINERJA KEUANGAN

“PROPOSAL PENELITIAN”

Dosen Pembimbing : M. Ghufron SE,MM











Disusun Oleh :
Muhammad Hartawan Syah  (2110810018)


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Sejak Berle dan Means (1932) meneliti struktur kepemilikan perusahaan ating, masalah keagenan merupakan isu sentral dalam atingion keuangan. Dengan semakin besarnya perusahaan dan luasan usahanya, maka pemilik tidak dapat mengelola sendiri perusahaannya secara langsung sehingga inilah yang memicu munculnya masalah keagenan. Masalah dalam teori keagenan muncul ketika manajer dan pemegang saham memiliki kepentingan yang berbeda. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat dua masalah keagenan yang berkaitan dengan kepemilikan, yaitu masalah keagenan antara manajemen dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976) dan masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas (Shleifer dan Vishny, 1997). Masalah keagenan yang pertama terjadi jika kepemilikan tersebar di tangan banyak pemegang saham sehingga tidak ada satu pihak yang dapat mengendalikan manajemen, sehingga hanya ada pihak manajemen yang atingi tanpa adanya pengendalian untuk menjalankan perusahaan. Masalah keagenan tersebut menyebabkan perusahaan dapat dijalankan sesuai dengan keinginan manajemen sendiri, sedangkan masalah keagenan yang kedua akan terjadi jika terdapat seorang pemegang saham mayoritas dan beberapa pemegang saham lain yang kepemilikannya minoritas. Hal ini menyebabkan pemegang saham mayoritas memiliki kendali atingi sehingga dapat melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang saham mayoritas tetapi merugikan pemegang saham minoritas (Feliana, 2007).
Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan dapat berdampak pada pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan. Biaya agensi dapat diminimalisir dengan beberapa atingiona, salah satunya dengan adanya kepemilikan investor institusional yang dapat berfungsi sebagai agen monitor. Moh’d et al. (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu investor institusional akan mengurangi biaya agensi. Keberadaan pemegang saham institusional dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Masalah agensi juga dapat dikurangi dengan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh institusi akan mendorong pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan atingionar yang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan (Murhadi, 2008).
Pozen (1994) mengungkapkan beberapa metode yang digunakan oleh pemilik institusional dapat mempengaruhi pembuatan keputusan manajerial, mulai dari diskusi informal dengan manajemen, sampai dengan pengendalian seluruh kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan.
Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh para manajer untuk mencapai tujuan khusus. Terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba (Ardiati, 2003)

1.      Perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak ating politik.
2.      Perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak, tetapi manajemen laba sering diartikan pula sebagai sesuatu yang tidak baik dilakukan oleh manajer, sehingga banyak definisi yang menekankan manajemen laba sebagai sesuatu perilaku oportunistik manajemen.

Penelitian Theresia (2005) menunjukkan bahwam tindakan manajemen laba merupakan salah satu ating yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Manajemen akan memilih metode akuntansi tertentu untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya. Gideon (2005) menyatakan bahwa manajemen laba akan sangat mempengaruhi tingkat kualitas kinerja yang  dilaporkan oleh manajemen. Setiawati dan Naim (2000) merangkum berbagai hal penelitian terdahulu untuk mendeteksi ating-faktor penyebab terjadinya praktik manajemen laba yang terdiri dari praktek peningkatan laba dan praktek penurunan laba.
Penelitian yang dilakukan Subramanyam (1996) dalam Ardiati (2003), menyatakan bahwa akrual diskrisioner (atingionary accruals) berhubungan dengan harga saham, laba yang yang akan ating dan alirakan kas, dan menyimpulkan bahwa manajer memilih akrual untuk maningkatkan  keinformatifan (informativaness) laba akuntansi. Ia juga menemukan bahwa pasar saham melekatkan nilai untuk akruel diskresioner. Temuan tersebut konsisten dengan dugaan bahwa akruel diskresioner yang mencerminkan informasi prifat manajer dapat  meningkatkan kemampuan laba dalam mencrminkan nilai ekonomis perusahaan
1.2 Rumusan masalah
1.      Apakah ukuran kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja keuangan
2.      Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan
3.      Apakah ukuran kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan kinerja keuangan
1.3 Tujuan dan Keugunaan Penelitian
1.3.1        Tujuan penelitian ini adalah
a.       Untuk menguji pengaruh ukuran kepemilikan institusional terhadap manajemen Laba dan kinerja Keuangan
b.      Untuk menguji  pengaruh manajemen laba terhadap  kinerja keuangan 
c.       Untuk menguji pengaruh positif  kepemilikan institusonal terhadap manajemen laba dan kinerja Keuangan.

1.3.2         Kegunaan penelitian ini adalah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan/manfaat yaitu
1.      Bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami struktur kepemilikan institusional serta praktik manajemen laba dan kinerja keuangan, sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan.
2.      Bagi Peneliti Selanjutnya, dapat memberikan masukan, khususnya yang berkaitan dengan Manajemen Laba




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu
Penelitian-penelitian yang terkait dengan manajemen laba telah banyak dilakukan oleh penelitian terdahulu. Menurut penelitian healy (1985) merupakan salah satu bukti empiris yang paling populer mengenai keberadaan manajemen laba. Healy memebuktikan bahwa kompensasi yang didasarkan atas data akuntansi merupakan insentif bagi manajer untuk memeilih prosedur dan metode akuntansi yang dapat memaksimumkan besarnya bonus yang akan diperoleh. Laba suatu periode akuntansi yang rendah dari target laba (bogey) merupakan insentif bagi manajer untuk mengurangi laba yang akan dilaporkan dalam periode tersebut dan mentransfer laba periode berikutnya. Jika bonus yang dapat diterima manajer memeilik batas atas, maka laba suatu periode yang lebih tinggi dari batas atas target laba untuk mendapatkan bonus (cap) akan merupakan insentif bagi manajer untuk mengurangi laba.
Penelitian yang dilakukan Subramanyam (1996) dalam Ardiati (2003), menyatakan bahwa akrual diskrisioner (discritionary accruals) berhubungan dengan harga saham, laba yang yang akan datang dan alirakan kas, dan menyimpulkan bahwa manajer memilih akrual untuk maningkatkan  keinformatifan (informativaness) laba akuntansi. Ia juga menemukan bahwa pasar saham melekatkan nilai untuk akruel diskresioner. Temuan tersebut konsisten dengan dugaan bahwa akruel diskresioner yang mencerminkan informasi prifat manajer dapat  meningkatkan kemampuan laba dalam mencrminkan nilai ekonomis perusahaan.
Berle dan Means (1932) meneliti struktur kepemilikan perusahaan publik, masalah keagenan merupakan isu sentral dalam literatur keuangan. Dengan semakin besarnya perusahaan dan luasan usahanya, maka pemilik tidak dapat mengelola sendiri perusahaannya secara langsung sehingga inilah yangmemicu munculnya masalah keagenan.
Masalah dalam teori keagenan muncul ketika manajer dan pemegang saham memiliki kepentingan yang berbeda. Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat dua masalah keagenan yang berkaitan dengan kepemilikan, yaitu masalah keagenan antara manajemen dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976) dan masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas (Shleifer dan Vishny, 1997).
Penelitian Theresia (2005) menunjukkan bahwa tindakan manajemen laba merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi kinerja perusahaan. Manajemen akan memilih metode akuntansi tertentu untuk mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya. Gideon (2005) menyatakan bahwa manajemen laba akan sangat mempengaruhi tingkat kualitas kinerja yang dilaporkan oleh manajemen.
Setiawati dan Naim (2000) merangkum berbagai hal penelitian terdahulu untuk mendeteksi faktor-faktor penyebab terjadinya praktik manajemen laba yang terdiri dari praktek peningkatan laba dan praktek penurunan laba. Praktik peningkatan laba dilakukan manajer untuk memaksimalkan kompensasi yang didasarkan pada kinerja akuntansi, memperoleh atau mempertahankan kendali perusahaan, pertimbangan pasar modal pada saat penawaran saham perdana, serta pertimbangan memperbaiki kinerja yang dilaporkan pada stakeholder, sedangkan praktik penurunan laba dilakukan manajer untuk memperoleh penghematan pajak, menyiasati peraturan pemerintah misalnya untuk meminimalkan jumlah denda untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, dan pertimbangan kondisi persaingan untuk mencegah masuknya pesaing baru.

2.2  Tinjauan teori
2.2.1 Manajemen Laba
Scott (2009) membagi cara pemahaman terhadap manajemen laba menjadi dua, yaitu pertama, menyatakan laba dipandang sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political cost dan kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting, manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi dirinya dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak–pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya dengan membuat perataan laba dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.
Menurut Assih dan Gudono (2000) mengartikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, dan menambah bias dalam laporan keuangan serta mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000).
Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Beberapa pihak yang berpendapat bahwa manajemen laba merupakan perilaku yang tidak dapat diterima, mempunyai alasan bahwa manajemen laba berarti suatu pengurangan dalam keandalan informasi laporan keuangan. Investor mungkin tidak menerima informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan risiko portofolionya (Ashari dkk., 1994) dalam Assih (2004).
2.2.2 Konsep manajemen laba
            Sesuai dengan tema diatas map dasar Aka perlu untuk memahami terlebih dahulu mengenai konsep dasar manajeman laba. Dalam pembahasan ini akan mengulas mengenai teori-teori empiris yang sedang berkembang dikalangan peneliti mengenai praktik manajemen.
2.2.3 Deskripsi manajemen laba
Manajemen laba dapat terjadi karena mmanajer diberikan keleluasaan untuk memeilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam mencatat. Selain itu, perilaku manipulasi ini juga terjadi karena adanya asimetri ( information asymmetry) yang tinggi antara manajemen dan pihak lain yang tidak memepunyai sumber, dorongan, atau akses yang memadai terhadap informasi untuk memonitor tindakan manajemen Richardson (1998) dalam midiastusy dan macfoedz (2003: 177). Sehingga manajemen akan berusaha memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan untuk kepentingan sendiri morris (1987) dalam midiastuti dan Machfoedz (2003:177).
            Secara definitif ini merupakan upaya manajer untuk menggunakan keputusan tertentu dalam melaporkan transaksi atau untuk mengubah laporan keuangan yang ingin mengetahui kenerja perusahaan atau untuk memepengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1998; DuCharme et, 2000 dalam sulistyanto dan Wibisono (2003:133).

2.2.4 Kepemilikan Perusahaan
Kepemilikan suatu perusahaan terdiri atas kepemilikan institusional, kepemilikan individual, atau campurankeduanya dengan proporsi tertentu. Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan
institusi lain). Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan investor individual, di antaranya yaitu:
1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada investor individual untuk mendapatkan informasi.
2) Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi.
3) Investor institusional, secara umum memiliki relasi bisnis yang lebih kuat dengan manajemen.
4) Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untukmelakukan pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
5) Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secaracepat yang tercermin di tingkat harga.        
2.2.3 Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja keuangan menurut Mulyadi (1997) adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Melalui peningkatan kinerja, perusahaan akan menurunkan biaya modal, sementara itu investasi terhadap perusahaan akan meningkat dan harga saham akan meningkat pula. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, dan pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dan dapat digunakan untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.
Dukungan empiris perihal faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain penelitian yang dilakukan oleh Husnan (2000) yang menemukan bahwa perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada manajemen dibanding dengan perusahaan yang kepemilikannya lebih terkonsentrasi.
2.2.5 Analisis kinerja keuangan
            Menganalisis kinerja keuangan perusahaan sama halnya dengan menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting unti memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data-data yang terdapat dalam laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak- pihak yang berkepentingan apabila data-data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan di analisis lebih lanjut sehingga diperoleh data-data yang akan mendukung keputus yang akan diambil. Menurut Hanafi (1996:5) analisis laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tinggkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko (tingkat kesehatan) perusahaan.”
            Manfaat yang diperoleh dari adanya analisis laporan keuangan adalah diketahui posisi atau keadaan keuangan perusahaan dan yang lebih penting lagi akan dapat menilai kinerja perusahan. Kinerja perusahaan merupakan tinggkat perestsi atau hasil riil yang telah dicapai suatu perusahaan , yang biasanya berupa suatu hasil yang positif.
2.2.6 Alasan dalam melakukan penelitian
            Untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris apakah manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan kepemilikan instirusional pada perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang yang listing di BEI.

2.3  Kerangka Konseptual
Kepemilikian institusional
Kinarja keuangan
Manajemen laba
ROE   &    ROA
Persentase jumlah saham
 










2.4         Hipotesis
1.      HI: Ukuran Uepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
2.      H2: Manajemen Laba berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
3.      H3: Ukuran kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap Manajemen Baba kinerja keuangan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan waktu penelitian penelitian
1. Jenis data dalam penelitian ini adalah:
Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).
3.Waktu dalam penulisan proposal  ini adalah pada bulan januari sampai dengan bulan maret.
3.2 Populasi dan sampel penelitian
Populasi perusahaan manufaktur dan perusahaan perdagangan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2008-2012.
Pengukuran Sampel yang digunakan adalah proposif sampling penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan perusahaan perdagangan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2008-2012 yang memiliki struktur konsentrasi kepemilikan institusional (minimal saham yang dimiliki oleh investor institusional adalah 20% dari total saham perusahaan) dengan kriteria perusahaan merupakan kelompok industri manufaktur dan perdagangan di PT. BEI yang tercatat sampai dengan tahun 2011 dan perusahaan menerbitkan laporan keuangan auditan dengan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember periode tahun 2008 sampai dengan 2011.
3.3 Variabel penelitian
1.   Dalam penelitian ini variabel dependen adalah konsentrasi kepemilikan institusional.
2.   variabel dependen intervening adalah manajemen laba dan nilai pemegang saham.
3.   dan variabel independen tergantung adalah kinerja keuangan.

3.3.1 Definisi operasional variabel
1.   Variabel konsentrasi Kepemilikan Institusional
Variabel konsentrasi kepemilikan institusional diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh institusi minimal 20% terhadap total saham perusahaan. Pengukuran variabel ini mengacu La Porta et al. (1999) yang menyatakan bahwa kepemilikan saham di negara yang tidak terdapat kepemilikan terkonsentrasi (Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang) maksimal 20%, sehingga konsentrasi kepemilikan institusional minimal 20%.
2.   Variabel Kinerja Keuangan
Variabel kinerja keuangan diukur dengan data fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan melakukan analisis faktor pada return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Secara matematis ROE dirumuskan sebagai berikut:

ROA diperoleh dengan cara membandingkan net income after tax (NIAT) terhadap average total asset. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:


3.      Variabel manajemen laba
Manajemen laba yang di maksud dalam penelitian ini adalah suatu tindakan manajemen yang menyimpang dari aktifitas opersional dengan tujuan untama untuk menemukan terget laba yang di harapkan (Roichodhury. 2005)



3.4 Analisis data
Penelitian ini menggunakan model Structural Equation Model (SEM), sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif dan analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan bantuan komputer melalui program AMOS, sedangkan statistik deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada seluruh variabel penelitian untuk mendukung hasil analisis statistik.

























DAFTAR PUSTAKA

Ardiati, Aloysia Yanti. 2003. Engaruh manajrmen laba terhadap return saham dengan kualitas audit sebagainvariabel pemoderasi.
Algifari, 1997. Statika Induktif untuk  ekonomi dan bisnis. Yogyakarta: Akademi Manajer perusahaan YKPN.
Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan
Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi Pascasarjana FEUI.
Anderson, R.C., S.A. Mansi, and D.M. Reeb. 2002. Founding Family Ownership and the Agency Cost of Debt. http:/www.sssrn.com.
Ashari, N., H.C Koh, S.L.Tan dan W.H Wong.1994.”Factor Affectin Income Smoothing Among Listed Companies in Singapore”, Journal of Accounting and Business Research. Autum: 91-301.
Asih, Prihat dan Gudono. 2000. “Hubungan Tindakan Perataan Laba dengan Reaksi Pasar atas pengumuman Informasi Laba Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 3:17-34.
Des.Berle, Adolph dan Means, Gardiner, 1932. The Modern Corporation dan Private Property. New York: MacMillan.
Berle, Adolph and Means, Gardiner, 1932. The Modern Corporation and Private Property. New York: MacMillan. Brigham, Eugene F. and Joel F Houston. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
Bryshaw, R. E and Ahmed Eldin. 1989. “The Smoothing Hipothesisand The Role of Exchange Differences”. Journal of Business, Finance and Accounting: 621-633.
Bushee, B. J. 1998. The Influence of Institutional investors on Myopic R & D Investment Behavior”. The Accounting Review December.
Cheng, Q. and Terry D.W. 2005. “Equity Incentives and Earnings Management”. The Accounting Review. 80: 441-476.
Dechow, P.M. dan Richard. G.S. 1991. “Executive Incentives and The Horizon Problem: An Empirical Investigation”. Journal of Accounting and Economics. 14: 51 – 89.
Dechow, P.M., Richard G.S., and Amy P.S. 1995. “Detecting Earnings Management”. The Accounting Review. 70: 193-225.
Dechow, P.M., S.P. Kothari, and R. Watts. 1998. “The Relation between Earnings and Cash Flows”. Journal of Accounting and Economics. 25: 133-168.
Dechow, P.M and Douglas J.S. 2000. “Earnings Management: Reconciling the Views of Accounting Academics, Practitioners, and Regulators.” Accounting Horizons. 14 (Juni): 235 – 250.
Faccio, Mara and L.H.P. Lang. 2002. “The Ultimate Ownership of Western European Corporations”. Journal of Financial Economics. Vol. 65: 365-395.
Feliana, Yie Ke. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan Pihak-pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa Terhadap Daya Informasi Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi X 2007.
Fuerst, Oren and Hyon Kang-Sok. 2000. Corporate Governance Expected Operating Performance, and Pricing. Working Papers. Yale School of Management: 1-138.
Gideon SB Boediono. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII 2005.



0 komentar:

Posting Komentar